Sail Banda 2010



Undang-undang No 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) mengisyaratkan bahwa Indonesia sampai dengan tahun 2025 haruslah menjadi suatu Negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional. Kondisi obyektif Indonesia memang sangat memungkinkan untuk kelautan menjadi kekuatan ekonomi asal didukung dengan konsistensi political Wilaya Negara sampai akhir era RPJP. Periode pertama pembangunan jangka panjang akan segera berakhir di tahu 2009 ini. Bertepatan dengan itu, lahir sejumlah event akbar kelautan seperti World Ocean Conference (WOC) Coral Triangle Initiative (CTI) dan sail bunaken dengan jumlah kesukseskannya. Bahkan CTI Merupakan inisiatif murni Presiden SBY. Jika event seperti ini dilakukan secara rutin, tidak mustahil sampai tahun 2025 cita-cita menjadi Negara kepulauan yang kuat dapat dicapai.

Negara kepulauan yang kuat adalah Negara yang mampu memanfaatkan potensi Kelautan untuk pembangunan ekonominya. WOC, CTI dan Sail Bunaken adalah contoh-contoh pemanfaatan potensi kelautan diatas. Diawal periode kedua RPJP (2010-2014) direncanakan pelaksanaan Sail Banda yang berpusat di Ambon Kata “ Banda “ digunakan karena nama tersebut telah mendunia sejak zaman colonial melalui rempah-rempahnya. Tulisan ini merupakan upaya sosialilasi kepada public di Maluku terhadap momen akbar tersebut di atas.

Ide Sail Banda pertama kali dipresentasikan Menteri Kelautan dan Perikan, Fredy Numberi pada Rapat Koordinasi Sail Bunaken tanggal 16 September 2009, dihadiri oleh Panglima Angkatan Bersenjata serta Perwakilan eselon 1 lintas departemen dan lembaga non departemen serta pemda Provinsi Sulawesi Selatan Utara dan Maluku.



Sail Banda 1020 akan mengambil tema utama “ Small Island For Our Future “ artinya pulau-pulau kecil untuk masa depan kita. Tema ini diambil karena Maluku sebagai lokasi kegiatan ini merupakan provinsi yang srtuktur geografisnya didominasi oleh pulau-pulau kecil. Sekaligus sebgai wilayah yang sangat terncam dengan isu perubahan iklim maka sangat relevan kalau diskusi difokuskan pada dampak perubahan ilkim pada pulau-pulau kecil. Suatu agenda yang menarik untuk dipahami oleh Forum Provinsi Kepulauan.



Event yang direncanakan berlangsung antara 27 Juli sampai 8 Agustus 2010 ini memiliki sejumlah agenda utama berupa yacht rally and race, kerjurnas olah raga perairan dan game fishing, internasional diving tournament, Arafura games, internasional conference on small island, konferensi kerjasama Indonesia-Australia, internasional seminar on “ sago and spices for food safety, seafood and fish product expo, lintas nusantara remaja bahari, peringatan Kemerdekaan RI Di Maluku Barat Daya, operasi “ Surya Baskara Jaya “ dan Navy to Navy talk and port visit. Agenda ini masih terus berkembang jika ada ide-ide cemerlang berkembang dari daerah.

Ada jumlah event nasional dan internasional lain diluar agenda Sail Bunaken yang dapat digabungkan untuk meramaikan Kota Ambon antara lain :1) Konferensi nasional pesisir dan pulau-pulau kecil yang melibatkan peserta 500 sampai 1000 orang,2) Senior Official Meeting (pertemuan eselon 1) dan Ministerial Meeting (Pertemuan tingkat menteri) dari 6 negara wilayah segitiga terumbu karang (Coral Triangle) yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua New Guinea dan Salamon Islands.



Acara akbar seperti ini dipahami sangat didambakan masyarakat Maluku sejak lama. Maka kesempatan emas ini jangan disia-siakan. Inilah momentum untuk merupah image secara nasional bahkan internasional tentang Maluku. Untuk itu diperlukan kerjasama pemerintah provinsi dan kabupaten/kota serta masyarakat untuk raih kesuksesan.



Sail Banda dapat disebut acara akbar karena diperkirakan Kota Ambon akan dibanjiri manusia sekitar 5000an orang melebihi daya dukung Kota Ambon. Sebgai pembanding, Kota Manado dikunjungi 8000an saat Sail Bunaken dengan jumlah uang yang beredar saat itu sekitar 3-4 milyar per hari. Maka tidak berlebihan juga kalau disebut acara sebagai peluang emas bagi Kota Ambon dan Maluku secara umum memenfaatkan peluang yang ada.

Ada beberapa manfaat momentum ini antara lain: a) mendorong investasi swasta dan pemerintah,b) mempromosikan Maluku di mata nasional dan dunia sebagai destinasi wisata kelas dunia, c) menjadikan Maluku sebagai pintu gerbang timur Indonesia, d) mengembangakan potensi kelautan dan perikanan Maluku untuk kesejahteraan rakyat, e) memberikan peluang bagi lembaga pendidikan tinggi untuk mengangkat isu local menjadi nasional dan internasional seperti sagu dan rempah-rempah untuk ketahan pangan serta pemikiran-pemikiran soal perubahan iklim.

See You On Sail Banda 2010

No comments:

Post a Comment