Ambon Manise


Sejarah Kota Ambon

Pada tahun 1575, saat dibangunnya Benteng Portugis di Pantai Honipopu, yang disebut Benteng Kota Laha atau Ferangi, kelompok-kelompok masyarakat kemudian mendiami sekitar benteng. Kelompok masyarakat tersebut dikenal dengan nama soa Ema, Soa Kilang, Soa Silale, Hative, Urimessing, dan sebagainya. Merekalah yang menjadi cikal bakal terbentuknya Kota Ambon. Kelompok masyarakat ini berkembang menjadi masyarakat Ginekologis territorial yang teratur. Oleh karena itu tahun 1575 dikenal sebagai tahun lahirnya Kota Ambon. Pada tanggal 7 September 1921, masyarakat Kota Ambon diberi hak yang sama dengan Pemerintah Colonial, sebagai manifestasi hasil perjuangan Rakyat Indonesia asal Maluku. Momentum ini merupakan starting point warga Kota Ambon memainkan peranannya di dalam pemerintahan pada masa itu sebagai modal menentukan masa depannya. Tanggal 7 September pun ditetapkan sebagai hari lahirnya Kota Ambon.



Lambang Pemerintah Kota Ambon

1. Penjelasan Umum

Lambang Daerah Kota Ambon berbentuk Segitiga Sama Kaki dengan sudut puncak diletakkan pada bagian bawah. Warna dasar yang terdapat pada bidang lambang adalah Merah Tua, melambangkan tekad dan keberanian masyarakat Maluku. Pada kedua kaki segitiga sama panjang diberi umbai-umbai berwarna Kuning melambangkan keluruhan budi pekerti.

2. Penjelasan Detail

Belang Manggurebe serta 5 (lima) orang yang mengayuhnya berwarna dasar putih merupakan lambang khas Daerah Maluku yang memberikan pengertian tentang dinamika gerak maju untuk mencapai suatu tujuan dengan mendasari sifat-sifat :
a. Gotong Royong
b. Pencerminan jiwa dan semangat persatuan
c. Disiplin yang tinggi
d. Kepemimpinan dan
e. Kepastian tujuan yang akan dicapai

Kelima orang yang mengayuhnya lebih khusus melambangkan persatuan kegotong royongan sesuai dasar Panca Sila Berdasarkan dasar putih melambangkan Kesucian.

Lautan yang berwarna Biru Tua, menggambarkan secara jelas dan realistis keadaan Lautan di Daerah Maluku. Selain itu Lautan dan gelombangnya melambangkan tentang samudera perjuangan yang dihadapi dalam usaha untuk mencapai tujuan dan cita-cita kita.

Tiga buah gunung berwarna Hijau Muda, langit berwarna Biru Muda dan delapan ekor burung talang, bila ketiga lambang ini (Gunung : Hijau Muda, Langit : Biru Muda dan Burung Talang) dihubungkan dengan Lautan yang berwarna Biru Tua, maka akan menggambarkan keindahan dan kemegahan alam di Maluku dengan Kotanya Ambon. Selain itu tiga buah gunung dan Lautan melambangkan ciri geografis daerah Maluku yaitu suatu daerah yang terdiri dari rangkaian kepulauan yang dihubungkan dengan lautan. Tiga buah gunung melambangkan sejarah Trikora di mana daerah sangat besar artinya sebab Kota Ambon merupakan satu-satunya Kota front terdepan dalam pelaksanaan Trikora.

Benteng berwarna Kelabu adalah pelambang Kota dan hal ini lebih dijelaskan lagi dengan tulisan “ KOTA AMBON “ di atas dinding benteng tersebut

Tombak dan Parang Salawaku melambangkan senjata rakyat untuk mempertahankan kemerdekaannya

Lingkaran Pelepah Daun Sagu serta rangkaian buah kelapa yang baru mekar melambangkan sumber hidup rakyat di daerah Maluku sejak purbakala.

Motto “BERSATU MANGGUREBE MAJU“ merupakan intisari dari keseluruhan lambang tersebut.

Jumlah bungkal batu yang masing-masing terdiri dari 18 dan 17 bungkal melambangkan 1817 (yakni saat memuncaknya semangat patriotik rakyat Maluku di bawah kepemimpinan Kapitan Pattimura untuk melawan
Penjajah).

Buah Kelapa yang baru mekar sebanyak 17 buah, Burung Talang sebanyak 8 ekor dan Daun Sagu 45 helai melambangkan angka keramat 17-8-1945.

V I S I

“Terbinanya Persatuan Manusia Ambon Yang “Manis” sebagai prasyarat Membangun Kota Ambon dan Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Yang Bermartabat Secara Berkelanjutan”.

M I S I

  • Mewujudkan Pembinaan Persatuan Manusia Ambon Yang “Manis” Secara Berkelanjutan.Substansi misi ini adalah terwujudnya stabilitas sosial dan keamanan yang berkelanjutan, melalui konsolidasi institusi baik pemerintahan maupun masyarakat guna mencapai kondisi yang:
  1. Secara Sosial Budaya, mencerminkan suatu tatanan kehidupan yang rukun, aman, tertib, saling menghormati dan menghargai dalam suasana kemajemukan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya lokal
  2. Secara Mental Spiritual, menunjukan suasana kebatinan dan kejiwaan manusia Ambon yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta menghargai perbedaan keyakinan antar sesama
  3. Secara Politik, mencerminkan sikap dan perilaku manusia Ambon yang demokratis dalam rangka mendukung dinamika masyarakat yang multikultur
  4. Secara Pemerintahan, mencerminkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan publik secara baik, bersih dan berwibawa
  5. Secara Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), mencerminkan karakter manusia Ambon yang mengutamakan prinsip keadilan, kepastian hukum serta menghargai dan menghormati HAM
  6. Secara Ekonomi, mencerminkan karakter manusia Ambon yang berjiwa wirausaha, jujur dalam berkompetisi untuk meraih peluang usaha tanpa meninggalkan nilai-nilai kolektif sesuai semangat “Bersatu Manggurebe Maju”
  • Mewujudkan Pembangunan Kota Ambon Secara Berkelanjutan. Substansi misi ini adalah tersedianya berbagai infrastruktur publik yang menyebar secara proporsional di semua Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) guna mencapai kondisi yang:
  1. Secara Sarana dan Prasarana, mampu menyediakan berbagai fasilitas pendukung bagi terselenggaranya proses pembangunan yang optimal dan berkelanjutan
  2. Secara Tata Ruang, termanfaatkannya ruang sesuai peruntukan berdasarkan karakteristik wilayah pengembangan dengan tetap memelihara kelestarian fungsi ekosistem
  3. Secara Ekonomi, terfasilitasinya peningkatan dinamika ekonomi yang produktif untuk mendukung terwujudnya Kota Ambon sebagai pusat aktivitas ekonomi dan transit bisnis
  4. Secara Sosial Budaya, terfasilitasinya pelayanan publik dan aktivitas sosial budaya secara optimal
  5. Secara Politik dan Pemerintahan, terfasilitasinya aktivitas politik dan pemerintahan yang efektif dan efisien
  6. Secara Hukum dan HAM, terfasilitasinya hak-hak konsumen dan hak-hak masyarakat lainnya khususnya masyarakat adat.
  • Mewujudkan Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Kota Ambon Yang Bermartabat Secara Berkelanjutan. Substansi misi ini adalah terwujudnya standar kehidupan masyarakat yang layak dan berkualitas, dimana:
  1. Secara Ekonomi, dilakukan pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan terpadu baik dalam kerangka pendampingan manajerial, bantuan modal usaha dan peralatan serta lain-lain cara yang secara simultan dapat mendukung terciptanya peningkatan kapasitas dan kemandirian masyarakat
  2. Secara Sumberdaya Alam, terkelolanya sumberdaya alam yang tersedia secara optimal mendukung upaya pencapaian standar kehidupan masyarakat Kota Ambon yang berkualitas
  3. Secara Sarana dan Prasarana, terdistribusikan dan termanfaatkannya berbagai fasilitas pelayanan dasar secara optimal
  4. Secara Sosial Budaya, terkonsolidasi dan terfasilitasinya berbagai institusi sosial kemasyarakatan dalam rangka meningkatkan kualitas spiritual masyarakat
  5. Secara Politik dan Pemerintahan, terciptanya iklim politik yang kondusif dan pemerintahan yang stabil sebagai prasyarat bagi penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel dan transparan, pelaksanaan pembangunan yang partisipatif serta pelayanan publik yang bermutu untuk mendukung upaya-upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat
  6. Secara Hukum dan HAM, tersedianya perangkat hukum daerah yang menjamin adanya keadilan dan kepastian hukum, kesadaran hukum masyarakat serta penghargaan terhadap HAM sebagai prasyarat bagi upaya mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat.


Iklim

Iklim di Kota Ambon adalah iklim laut tropis dan iklim musim, karena letak pulau Ambon di kelilinggi oleh laut. Oleh karena itu iklim di sini sangat dipengaruhi oleh lautan dan berlangsung bersamaan dengan iklim musim, yaitu musim Barat atau Utara dan musim Timur atau Tenggara. Pergantian musim selalu diselingi oleh musim Pancaroba yang merupakan transisi dari kedua musim tersebut. Musim Barat umumnya berlangsung dari bulan Desember sampai dengan bulan Maret, sedangkan pada bulan April merupakan masa transisi ke musim Timur dan musim Timur berlangsung dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober disusul oleh masa pancaroba pada bulan Nopember yang merupakan transisi ke musim Barat.

1 comment:

Irwanto Forester said...

Ambon Manisee..

http://www.irwantoshut.net

Post a Comment